Alkisah di sebuah kerajaan, sang raja mendapat mimpi bahwa giginya rontok semua.
Untuk itu ia memanggil 2 ahli penafsir mimpi terbaik:
Penafsir 1:
"Gigi yang rontok itu menandakan keluarga Yang Mulia akan mati dan Yang Mulia adalah 1 1 nya orang yang hidup."
Setelah mengatakan hal tersebut, justru penafsir mimpi itulah yang mati digantung dengan tuduhan memyumpahi keluarga kerajaan mati.
Penafsir 2:
"Wah bagus sekali! Gigi yang rontok itu menandakan Yang Mulia berumur sangat panjang. Yang mulia akan tetap sehat di saat keluarga dan kerabat yang mulia mendahului Yang Mulia menghadap Yang Maha Esa."
Penafsir 2 mendapat hadiah emas dan kembali plg ke rumahnya.
Apa bedanya 2 kalimat itu?
2 2 nya memiliki inti kalimat yg sama, yaitu sang raja akan menjadi orang terakhir yang hidup diantara keluarganya.
Inti kalimat yang sama, namun dikemas dengan cara berbeda bisa memberikan hasil yang sangat berbeda.
Saya mengutip pernyataan George Bernard Show seorang Filsuf Terkemuka di dunia.
"The single biggest
problem in communication is the illusion that it has taken place."
Be wise in your words.
Life cannot changed in a minute, but decision taken in a minute changes everything in life... Always stay calm before you decide
Monday, June 29, 2020
Cara Klaim Kacamata BPJS Kesehatan
Bogor, 05-02-2020. Sejak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan 2015
silam, saya belum pernah sekalipun merasakan manfaat dari Asuransi
Kesehatan yang dikelola oleh negara tersebut. Bukan karena saya tidak
pernah ke dokter atau rumah sakit (harapannya demikian agar saya dan
keluarga saya selalu sehat), namun secara kebetulan kantor tempat dimana
saya bekerja selain mendaftarkan saya sebagai peserta BPJS Kesehatan
juga menanggung jaminan kesehatan saya dan keluarga melalui asuransi
kesehatan (swasta) lain yang manfaat/benefitnya lebih baik daripada BPJS
Kesehatan.
Jika saya baca informasi melalui media televisi maupun opini-opini yang
berkembang di media sosial, layanan yang diberikan BPJS Kesehatan ini
memang banyak sekali keluhannya, belum lagi iurannya yang saat ini naik
100% per Januari 2020 dari sebelumnya, tentunya menambah pesertanya
semakin enggan dengan layanan yang diberikan oleh BPJS ini. Tapi jika
kita tidak terdaftar sebagai peserta BPJS tentu akan lebih beresiko
lagi, selain mendapatkan sanksi administratif berupa penghentian layanan
kependudukan (misalnya tidak bisa urus perpanjangan e-KTP, SIM, dll),
juga akan sangat memberatkan jika kita sakit dan membutuhkan pelayanan
kesehatan yang berkelanjutan karena harus membayar biaya sendiri.
Baiklah, kita sepakat bahwa BPJS Kesehatan saat ini memang sangat jauh
dari apa yang sebenarnya kita harapkan, namun sebagai warga negara yang
baik, kita harus tetap mengikuti semua ketentuan yang diberlakukan oleh
pemerintah saat ini dengan tetap mengkritisi dan memberikan masukan
kepada pihak-pihak yang berwenang mengenai BPJS Kesehatan ini. Toh tidak
semua warga negara diwajibkan membayar iuran BPJS Kesehatan. Bagi
mereka yang tergolong miskin atau keluarga tidak mampu diberikan
keringanan oleh pemerintah untuk tidak membayar iuran (iuran /premi tiap
bulannya dibayar oleh pemerintah) dengan menjadi peserta BPJS kategori
Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan konsekuensi jatah perawatan kelas
III (kelas terendah).
Pada artikel kali ini, saya coba share
pengalaman saya pertama kalinya menggunakan fasilitas BPJS kesehatan
yaitu periksa mata dan klaim kacamata.
Sebelum saya bagikan tips cara klaim kacamata ke BPJS Kesehatan, terlebih dahulu kita ketahui prosedur klaim dan manfaat/fasilitas maksimal yang dapat diklaim berikut ini;
Ceritanya begini, Bulan Juni 2019 yang lalu saya sebenarnya sudah
periksa ke dokter mata kemudian mendapatkan kaca mata baru dari sebuah
optik ternama di Kota Bogor. Semua ditanggung oleh asuransi dari kantor
saya. Harganya cukup lumayan, karena memang kualitasnya dan nyaman
digunakan sampai pada akhirnya kacamata saya tersebut hilang pada saat
perjalanan saya pulang dari tempat kerja saya di suatu daerah di Papua
Barat ke Bogor.
Karena sudah terbiasa menggunakan kacamata, dan sejak kacamata tersebut
hilang saya jadi tidak nyaman jika membaca buku atau email terlalu lama,
jika dipaksakan maka menimbulkan sakit kepala. Di sisi lain klaim
kacamata ke asuransi kantor saya belum genap 1 tahun sejak klaim
terahir, maka belum memungkinkan untuk klaim kacamata kembali. Sedangkan
saya sangat membutuhkan kacamata untuk alat bantu saya dalam bekerja
sehari-hari. Saya kemudian mencari referensi tentang cara bagaimana
untuk bisa mendapatkan fasilitas alat kesehatan berupa kacamata melalui
BPJS Kesehatan. Dari berbagai referensi tersebut ternyata cukup beragam
dan cenderung malah membingungkan. Ada yang menyebut bahwa klaim
kacamata BPJS Kesehatan hanya dicover frame nya saja (Baca: Sekarang klaim kacamata BPJS hanya dapat frame tanpa lensa),
ada juga informasi yang menyampaikan bahwa Klaim kacamata bisa langsung
dari Faskes I ke Optik tanpa harus ke Fasilitas Kesehatan Lanjutan
terlebih dahulu (Baca: BPJS uji coba layanan kacamata dari faskes pertama langsung ke optik).
Nah, daripada hanya membaca informasi yang membingungkan tersebut
akhirnya saya memutuskan untuk mencoba langsung bagaimana cara dan
prosedur menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan yang sudah 5 tahun sebagai
peserta belum pernah memanfaatkan fasilitas yang menjadi hak saya
sebagai peserta.
Awalnya saya malas juga membayangkan antrean yang begitu panjang,
prosedur yang berjenjang melalui tahapan-tahapan, namun akhirnya saya
tetap mencoba dan berhasil mendapatkan manfaat klaim kacamata (tepatnya
sih subsidi/diskon kali ya? karena saya memilih kacamata yang harganya
di atas plafond yang ditetapkan oleh BPJS sesuai jatah kelas kepesertaan
saya).
Sebelum saya bagikan tips cara klaim kacamata ke BPJS Kesehatan, terlebih dahulu kita ketahui prosedur klaim dan manfaat/fasilitas maksimal yang dapat diklaim berikut ini;
Gambar : Ketentuan Klaim Kacamata BPJS Kesehatan
Harga Kacamata
Layanan BPJS Kesehatan ini dalam bentuk subsidi. Artinya jumlah dana yang akan diberikan untuk pembelian kacamata disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Besaran subsidinya disesuaikan dengan kelas kepesertaan yang dipilih oleh peserta yang bersangkutan.a. Peserta kelas I sebesar Rp300.000
b. Peserta kelas II sebesar Rp200.000
c. Peserta kelas III sebesar Rp150.000
Waktu pembelian kacamata
Kacamata tidak bisa dibeli setiap waktu. Pembelian kacamata menggunakan kartu BPJS Kesehatan hanya dapat dilakukan setiap 2 tahun sekali. Itu artinya, jika ingin membeli kacamata lagi setelah menggunakan BPJS Kesehatan, harus menunggu 2 tahun yang akan datang. Jika kurang dari 2 tahun, biayanya ditanggung sendiri.Ukuran Lensa
Setiap orang memiliki tingkat masalah yang berbeda terhadap gangguan pengelihatannya, baik itu rabun jauh maupun rabun dekat. BPJS Kesehatan telah menetapkan aturan ukuran lensa yang ditanggung, yaitu:a. Lensa spheris, minimal ukuran 0,5 dioptri
b. Lensa silindris, minimal 0,25 dioptri
TIPS KLAIM BIAYA KACAMATA BPJS KESEHATAN
1. Datang ke Faskes I terlebih dahulu
Sistem berobat yang digunakan dalam BPJS Kesehatan yaitu Sistem Rujukan Berjenjang. kita harus datang ke Faskes I yang telah kita pilih terlebih dahulu, setelah itu kita akan mendapatkan surat rujukan dari faskes I tersebut ke dokter spesialis mata atau klinik terdekat yang telah ditentukan.Disini kita diberikan pilihan Faskes lanjutan oleh Faskes I.
Bagi kamu yang baru pertama kali melakukan registrasi ke Faskes I, jangan lupa Fotocopy KTP dan Kartu BPJS masing-masing 2 lembar.
2. Kunjungi dokter spesialis mata
Setelah mendapatkan surat rujukan dari Faskes I, selanjutnya pergi ke dokter spesialis mata atau klinik yang telah ditunjuk BPJS Kesehatan. Pilihlah Faskes lanjutan yang terdekat dengan rumah/kator kita, agar jika kita mendapatkan nomor urut yang paling buncit kita bisa menunggu di rumah/di kantor sehingga tidak "bete" nungguin. Di tahap ini, kita dapat melakukan pemeriksaan mata dan juga meminta resep untuk membeli kacamata.3. Melegalisir resep dokter
Setelah dokter memberikan resep kacamata, jangan sampai lupa untuk melegalisir resep tersebut agar bisa digunakan. Ini bisa dilakukan dengan cara mendatangi loket BPJS Kesehatan terdekat (biasanya tersedia di bagian registrasi Rumah Sakit) dan meminta legalisir (tanda cap) untuk resep itu kepada petugas di sana.4. Datangi toko optik terdekat
Jika telah mendapatkan resep yang dilegalisir, kita bisa lanjut pergi ke toko optik terdekat.Pilih toko optik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Setelah itu, lakukan pembelian kacamata yang dibutuhkan. Dalam pembelian kacamata kita diwajibkan membawa fotokopi dan data asli KTP dan kartu BPJS Kesehatan.
Ingat ya, kita harus tau jatah kita di kelas berapa, ini untuk mengetahui jumlah subsidi atau biaya yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Jika harga kacamata yang akan kita beli di atas jumlah biaya yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan, maka kita harus siap-siap membayar selisihnya, atau jika dimungkinkan kita mempunyai jatah palfond kacamata pada asuransi lain bisa saja diklaim ke asuransi tersebut asal ada bukti pembayaran asli yang biasa diminta oleh pihak asuransi sebagai syarat pengajuan klaim.
Demikian Tips dari saya, semoga bermanfaat.
sumber : https://www.ilmuhrd.com
Perhatikan hal ini sebelum resign dan pindah ke tempat kerja baru
Bintuni, 10-02-2020. Generasi milenial identik dengan generasi produktif
sekaligus konsumtif, Seiring dengan mudahnya mengakses berbagai macam
informasi karena semakin canggihnya teknologi. Tak terkecuali untuk
urusan pekerjaan. Generasi milenial juga kerap disebut sebagai generasi
"kutu loncat" dalam meniti karier. Hal ini tidak lain disebabkan karena
kemajuan teknologi. Bagaimana tidak, dengan smartphone di genggaman,
setiap orang bisa mengetahui apa saja yang ada di dunia. Mulai dari
tempat wisata, gaya hidup, pendidikan, hingga lowongan pekerjaan, dan
sebagainya. Nah jika anda termasuk generasi milenial ataupun bukan
generasi melenial namun ingin berpindah tempat kerja, maka anda perlu
memperhatikan beberapa hal agar anda tidak kecewa pada saat bekerja di
tempat yang baru nanti.
Agar mudah diingat, formula ini kita sebut sebagai Formula 3C.
Pastikan untuk menanyakan secara detail tentang challange apa saja yang akan ditemui jika nanti bergabung.
Selain itu, tanyakan pula harapan dari perusahaan / manajemen terkait kehadiran kita sebagai karyawan baru.
Dari informasi yang didapatkan, kita bisa mengolahnya dan menjadi pondasi kedepannya.
Bisa juga digunakan untuk mengukur diri kita, apakah kita mampu atau tidak menghadapi challenge itu. Gunanya agar bisa menyiapkan diri semaksimal mungkin, sehingga tidak mengecewakan user ketika sudah bergabung.
Anda bisa menanyakan beberapa hal seperti contoh dibawah ini :
Apa saja tantangan di posisi ini?
Kendala yang biasanya muncul?
Apa yang perusahaan harapkan dari posisi saya?
Lowongan ini sebagai replacement karyawan atau posisi baru?
Comben ini bukan hanya tentang uang saja, namun hal lain yang bisa menjadi benefit. Comben yang perlu ditanyakan diantaranya :
Selaraskan dengan target pribadi. Sehingga dalam bekerja nantinya, ada target target seru yang akan dicapai. Yang perlu diperhatikan, hati hati dalam menyampaikan ambisi karir anda. Pastikan ambisi karir dan potensi diri anda sejalan / selaras dengan career path yang ada.
sumber : https://www.ilmuhrd.com
Dalam artikel kali ini, saya akan membagikan tips dalam memilih tempat kerja. Dikutip dari halaman www.manajemensdm.net,
berikut 3 hal penting yang perlu kita cek dahulu sebelum terburu buru
menandatangani offering letter dari calon tempat kerja yang baru.
Agar mudah diingat, formula ini kita sebut sebagai Formula 3C.
1. CHALLENGE
Hal pertama yang perlu di cek adalah Challenge di Perusahaan baru tersebut.Pastikan untuk menanyakan secara detail tentang challange apa saja yang akan ditemui jika nanti bergabung.
Selain itu, tanyakan pula harapan dari perusahaan / manajemen terkait kehadiran kita sebagai karyawan baru.
Dari informasi yang didapatkan, kita bisa mengolahnya dan menjadi pondasi kedepannya.
Bisa juga digunakan untuk mengukur diri kita, apakah kita mampu atau tidak menghadapi challenge itu. Gunanya agar bisa menyiapkan diri semaksimal mungkin, sehingga tidak mengecewakan user ketika sudah bergabung.
Anda bisa menanyakan beberapa hal seperti contoh dibawah ini :
Apa saja tantangan di posisi ini?
Kendala yang biasanya muncul?
Apa yang perusahaan harapkan dari posisi saya?
Lowongan ini sebagai replacement karyawan atau posisi baru?
2. COMPENSATION & BENEFIT
Hal lain perlu dipastikan adalah perihal Comben / Compensation & Benefit. Jangan ragu untuk menanyakan hal ini, meski kadang dianggap tabu jika ditanyakan di awal. Namun menurut saya, penting untuk ditanyakan agar tidak ada kesalahpahaman. Tentu menanyakannya dengan cara yang baik dan tidak terkesan hanya cari uang semata.Comben ini bukan hanya tentang uang saja, namun hal lain yang bisa menjadi benefit. Comben yang perlu ditanyakan diantaranya :
- Gaji pokok (nett/gross)
- Tunjangan, misal kesehatan, olahraga, dll
- Fasilitas lainnya, misal makan, dll
- Benefit lainnya, misalkan mess, lingkungan kerja, dll
3. CAREER PATH
Selanjutnya, pastikan juga bertanya tentang career path / jenjang karir di Perusahaan untuk posisi dan diri anda.Selaraskan dengan target pribadi. Sehingga dalam bekerja nantinya, ada target target seru yang akan dicapai. Yang perlu diperhatikan, hati hati dalam menyampaikan ambisi karir anda. Pastikan ambisi karir dan potensi diri anda sejalan / selaras dengan career path yang ada.
sumber : https://www.ilmuhrd.com
Subscribe to:
Posts (Atom)
CARA MENAMPILKAN FORMAT TANGGAL DI MAIL MERGE MS WORD
Anda pernah menggunakan mail merge dalam pengetikan undangan atau apa saja yang menggunakan fasilitas mail merge? Jika belum silakan pelaj...
-
Anda pernah menggunakan mail merge dalam pengetikan undangan atau apa saja yang menggunakan fasilitas mail merge? Jika belum silakan pelaj...
-
PENJUAL MADU Suatu ketika mobil pengangkut madu tiba di sebuah toko... Orang-orang datang berebut untuk membelinya. Terjadilah ...
-
Cupang, kusebut begitu. ikan ini terbilang ikan hias yang memiliki badan nan mungil dan indah. tapi tak seindah istriku dirumah, hehehe. ...